recent

Titulo

[MIRIS] Di balik barang mewah yang diproduksi, ternyata ada orang-orang yang menderita

Banyak orang yang merasa bangga jika memakai barang mewah. Terutama orang-orang yang mempunyai uang banyak. Baginya, barang mewah yang dipakai adalah representasi dari kekayaannya. Ia akan merasa gengsi jika tidak memakai barang mewah.

Nah sobat caralogi, yang namanya barang mewah tentu harganya tidaklah murah, bahkan kerap kali tak masuk akal bagi kita rakyat biasa. Tapi hal itu ternyata bukan berarti orang-orang yang terlibat dalam produksi barang mewah tersebut juga mendapat kekayaan atau kesejahteraan.

Ternyata yang terjadi justru sebaliknya, di banyak kasus rupanya di balik produksi barang mewah menyimpan penderitaan bagi orang-orang yang memproduksinya. Terutama di kalangan pekerja kasar. Hanya orang-orang di level ataslah yang mendapat keuntungan atas penjualan barang-barang mewah.

Berikut ini adalah beberapa kisah tragis di balik produksi barang mewah:

1. Bahayanya bekerja di pertambangan

pekerja tambang
pekerja tambang via www.thehabarinetwork.com/
Salah satu yang termasuk barang mewah adalah perhiasan. Perhiasan dihasilkan dari pertambangan, baik perhiasan yang berupa logam seperti perak, emas, dan lain-lain, maupun perhiasan yang berupa batu mulia seperti berlian dan lain sebagainya.

Perhiasan, terutama perhiasan mewah tentu harganya mahal. Tapi pekerja pertambangan kerap kali hanya mendapat uang sedikit dari hasil pekerjaan mereka. 

Yang membuat miris lagi adalah risiko dari pekerjaan yang mereka kerjakan. Tak jarang di lokasi pertambangan terjadi keruntuhan tanah atau kecelakaan kerja lainnya yang membuat para pekerja tambang kehilangan nyawa. Ya, pekerjaan di pertambangan memang salah satu pekerjaan yang paling berbahaya. 

Salah satu wilayah pertambangan yang membuat kita miris adalah di Afrika. Para pekerja di pertambangan menggali untuk menemukan berlian. Banyak juga wanita yang ikut menjadi pekerja di sana, mencari bijih berlian sambil menggendong anaknya. Panas terik mereka alami seharian, namun upah yang mereka dapatkan hanya sekitar 38 ribu per harinya. Jumlah itu pun belum dipotong untuk makan siang.

Selain itu di penampungan, mereka harus tidur bergantian di tempat sempit yang hanya 1,5 meter, yang terbuat dari plastik, tongkat, dan jaring penangkal nyamuk. Setiap ada pekerja yang mendapatkan bijih berlian, pemilik lahan akan mengambilnya dan menjualnya dengan harga tinggi, sementara pekerja hanya mendapatkan bagian yang amat sedikit.

Masih di wilayah Afrika, tepatnya di Kongo, anak-anak di bawah umur terpaksa harus bekerja keras selama 12 jam dengan membawa dan memikul cobalt yang merupakan bahan untuk pembuatan baterai smartphone. Dari pekerjaan itu, mereka hanya mendapatkan bayaran yang kecil. Padahal bisa jadi di smartphone yang kita pakai, ada jerih payah anak-anak itu.

Di tempat lain pun, ada juga pekerja di pertambangan yang harus masuk ke lubang atau terowongan tanah yang sangat dalam untuk mencari barang tambang. Tentu risiko kesulitan bernafas hingga runtuhnya terowongan bisa saja terjadi dan kerap kali terjadi.

2. Buruh di perusahaan gadget banyak yang stress

produksi smartphone
produksi gadget via www.mobile88.co.id
Sobat Caralogi, mungkin sobat adalah salah satu pengguna smartphone atau gadget dengan logo berbentuk salah satu buah. Gadget tersebut bisa dibilang lebih mahal dari gadget lainnya dengan feature yang menarik sehingga banyak orang berbondong-bondong untuk membelinya.

Walaupun produk Amerika, gadget tersebut diproduksi oleh salah satu perusahaan di China. Dan kabarnya karena tuntutan produksi, para pekerja di pabrik tersebut harus bekerja di luar batas normal. Bahkan sampai 34 jam tanpa henti. Di sisi lain, mereka pun digaji sangat kecil.

Tekanan berat yang mereka alami juga membuat beberapa orang di antaranya memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

Itulah beberapa kisah bahwa ternyata di balik barang mewah ada penderitaan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Lalu apakah kita tidak boleh memakai barang mewah? Bagaimana cara kita menyikapi hal ini.

Selama mampu dan benar-benar dibutuhkan mungkin tidak apa-apa. Hanya saja jangan sampai kita membeli barang mewah untuk menunjukkan kesombongan kita, hanya karena kita mampu membelinya.

Selain itu, doakan juga semoga mereka, buruh-buruh yang bekerja dalam memproduksi barang-barang tersebut juga mendapatkan kesejahteraan yang layak, dengan porsi jam kerja yang sesuai serta juga keselamatan dalam bekerja tetap terjaga.

Silakan sebarkan tulisan ini agar siapa saja mengetahui dan tidak menjadi sombong atas barang mewah yang mereka pakai. 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.