gambar via shibuya246.com |
Semua pasti tau kalau Jepang adalah negara produsen otomotif terbesar. Motor-motor atau mobil-mobil yang berseliweran di jalan-jalan di Indonesia sebagaian besar pasti produk Jepang.
Kalau di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan banyaknya kendaraan membuat macet di mana-mana. Karena banyak orang yang memilih naik kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum.
Tapi uniknya, di Jepang, yang notabene adalah negara produsen otomotif terbesar, justru masyarakatnya lebih banyak yang memilih naik kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi. Jadi nggak membuat jalanan di sana macet seperti jalanan di Jakarta. Kok Bisa ya?
Ternyata begini cara Jepang membuat masyarakatnya memilih transportasi umum:
1. Sulitnya membuat SIM di Jepang
via hello-pet.com |
Di Jepang, untuk membuat SIM sangat sulit dan mahal. Untuk membuat SIM, setiap orang harus kursus mengemudi terlebih dahulu. Dan biaya untuk membuat SIM mobil sekitar 30 juta rupiah
Dan untuk lulusnya pun tidaklah mudah. Hal-hal detail begitu diperhatikan. Jika ada kesalahan sedikit saja maka SIM tidak akan diberikan.
Sehingga banyaka yang harus mengulang beberapa kali, bahkan hingga 10 kali.
2. Biaya Parkir yang mahal
via 5berita.com |
Tempat parkir yang disediakan di Jepang pun di tempat-tempat umum tidaklah banyak. Dan biaya untuk parkir amat mahal.
Untuk parkir di mall misalnya, seorang pengedara harus mengeluarkan uang sekitar 72 ribu rupiah per jamnya. Ada juga yang menetapkan tarif 388 ribu rupiah per 24 jam.
Belum lagi kebanyakan penduduk Jepang yang tinggal di Apartemen. Sehingga untuk menyimpan mobilnya atau parkir di apartemennya harus membayar biaya yang tidaklah sedikit.
3. Biaya tol juga mahal
via jepang-ku.com |
Biaya tol untuk pengendara mobil pun cukup mahal. Sehingga banyak yang lebih memilih naik transportasi umum seperti kereta api yang tidak perlu melewati jalan tol. Atau jika jaraknya dekat, banyak juga yang memilih menggunakan sepeda.
4. Harga BBM yang tinggi
Harga BBM di sana lebih mahal dari pada di Indonesia.
5. Denda yang tinggi bagi pelanggar
via arantan.wordpress.com |
Selain membuat SIM yang begitu sulit dan mahal. Setiap kali pengendara melakukan pelanggaran lalu lintas akan dikenakan biaya denda yang mahal, bahkan hingga hukuman penjara.
Contohnya saja jika seorang pengendara tidak memakai sabuk pengaman dikenakan dengan denda 15 ribu yen atau sekitar 1,5 juta, belum lagi jika pengendara melakukan pelanggaran parkir sembarangan atau menerobos lampu lalu lintas.
Maka dari itu para pengendara di sana jauh lebih tertib daripada di negara kita.
6. Pajak Mobil dan biaya perawatan yang mahal
via 5berita.com |
Jepang memang menyulitkan warganya bagi yang ingin memiliki mobil pribadi. Selain yang telah dibahas di atas, setiap yang memiliki mobil pun harus rutin dicek kondisi mobilnya, biayanya pun cukup mahal.
Selain itu pajak mobil pun cukup mahal, tergantung dari jenis mobilnya.
Dari hal-hal di atas akhirnya banyak warga Jepang yang malas untuk punya mobil pribadi. Jika pun ada yang punya mobil jarang ada yang punya mobil lebih dari satu. Karena untuk mengurus hal-hal di atas amat merepotkan.
7. Transportasi umum yang memadai
via youtube.com |
Tapi selain menyulitkan warganya untuk memiliki kendaraan, Jepang tentunya juga menyediakan sarana transportasi umum yang memadai.
Misalnya saja kereta yang menjadi sarana transportasi utama. Di sana ada kereta cepat yang namanya Shinkansen. Kereta itu selain cepat amat tepat waktu dan terjadwal. Selama belasan tahun hanya beberapa detik saja melenceng dari waktu yang ditentukan.
Itulah beberapa cara Jepang membuat warganya memilih menggunakan transportasi umum. Walaupun mereka adalah negara produsen otomotif terbesar.
Silakan bagikan artikel ini, semoga saja Indonesia nantinya pun bisa meniru langkah yang sama. Mungkin ada yang setuju ada yang tidak. Tapi jika di kota-kota besar di Indonesia bebas macet dan punya sarana transportasi umum yang memadai tentu akan menjadi idaman banyak orang.