recent

Titulo

Mirisnya melihat cara pelajar merayakan selesai UN. Seharusnya mereka merayakannya dengan cara ....

gambar via waspada.co.id

Mungkin sudah sejak dahulu para pelajar terutama SMA yang merayakan kelulusan dengan mencoret-coret baju seragam mereka dan berpesta pora. Terlebih ketika bekangan ini kita melihat di berbagai media ada pelajar yang konvoi dan berani menantang petugas. Duh ... miris rasanya.

Padahal mereka baru selesai menjalankan ujian nasional. Dan mereka belum tau hasilnya loh ya. Tapi cara mereka merayakan sudah bukan seperti orang terpelajar. Apakah mereka sudah yakin mereka akan lulus? Apakah itu karena mereka merasa telah berjuang sekuat tenaga belajar siang dan malam untuk memeprsiapkan ujian? Ataukah karena mereka merasa telah bebas dari belenggu selama bertahun-tahun belajar di sekolah?

Apa pun itu, sungguh tak pantas dilihat ketika dede-dede gemes bertingkah seperti itu. Seandainya saja mereka sedikit menyadari bahwa tidak sedikit uang yang dikeluarkan orang tua mereka untuk menyekolahkan mereka. Yang mungkin didapat dengan jerih payah orang tua yang harus membanting tulang dan memeras keringat demi menyekolahkan mereka.

Dan hampir bisa dipastikan, pelajar yang seperti itu bukanlah pelajar yang berprestasi. Pelajar yang berprestasi justru akan bersikap wajar menyikapi kelulusan mereka. 

Yang lebih miris lagi, kerap kali kita juga mendengar di berbagai media tentang para pelajar yang merayakan kelulusan atau selesai ujian nasional, mereka merayakan dengan mabuk-mabukan, bahkan ada juga yang sampai ..... ah tak usah disebutkan. 

Sudah seharusnya budaya-budaya semacam itu dihilangkan. Pelajar harusnya bisa bersikap terpelajar. Jika pun mereka lulus, rayakanlah kelulusan dengan rasa syukur. Misalnya dengan membuat acara syukuran atau bakti sosial. Karena tak semua orang bisa sekolah hingga lulus SMA. Mereka bisa juga merayakan dengan hal-hal positif lainnya. Misalnya pentas seni yang menampilkan bakat-bakat dari para pelajar.

Namun apa daya, budaya itu nampaknya sulit dihilangkan hingga kini.

Seandainya saja mereka tau ... jauh di luar sana, akan selalu ada orang-orang yang bertaruh nyawa hanya untuk pergi ke sekolah. Mereka meniti tali menyebrangi sungai dan berjalan di jalan setapak di antara tebing dan jurang. Namun mereka tak mampu meneruskan sekolah hanya karena tak ada biaya, bukan karena semangat mereka yang luntur. 

Seharusnya para pelajar tau bahwa setelah mereka lulus ada berbagai tantangan di depan mereka. Bagi yang meneruskan kuliah harus bisa menuntut ilmu di perguruan tinggi lebih baik lagi. Belum lagi tantangan di dunia kerja dan usaha.

Seandainya saja mereka menyadari, saat mereka mencoret-coret baju ada banyak orang tak mampu untuk membeli seragam sekolah. Yang bahkan ketika celana mereka sobek pun, mereka tambal pake tensoplas.

Seandainya saja mereka menyadari ... saat mereka merayakan dengan cara mencoret-coret seragam, mabuk-mabukan dan prilaku negatif lainnya, saat itu pula, seolah mereka sedang mencoret wajah orang tua mereka.

Duh... mirisnya

Silakan sebarkan ini, semoga saja suatu saat tidak ada lagi pelajar yang berprilaku seperti itu. 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.